FASHION HISTORY #31 PENAMPILAN BARU – GAGASAN-GAGASAN LAMA (1950-1959)


PENAMPILAN BARU – GAGASAN-GAGASAN LAMA (1950-1959)

 

Tahun 1950 adalah merupakan dekade terakhir yang terbesar daripada haute couture sebelum dianggap ’sakit’ dimana sampai sekarang tidak mati maupun tidak hidup. Tidak pernah ada begitu banyak penjahit yang independen, baik sebelummaupun sesudah dekade ini. Pada dekade ini perancang-erancang tersebut menjadi sanat penting sehingga mereka dapat mempengaruhi dunia dengan fashion yang begitu besar yang ekslusif dan kaya akan ide-ide yang ekstravaganza. Pelopor dari para perancang tersebut adalah Christian Dior yangmenggelar karyanya yang disebut ’New Look’ pada tahun 1947. dia cepat bosan dengan kerya-karya baru setiap enam bulan sekali. Walaupun tanpa Dior pun, New Look toh akan lahir barangkali beberapa tahun sesudah Dior memperkenalkannya. Pada masa itu terjadi perubahan yang dramatis dalam fesyen yang benar-benar matang setelah penggunaan pakaian-pakaian yang kasar pada masa perang, para wanita memimpikan bhan-bahan yang halu dan mewah walaupun banyak ditentang. Tentu saja kritik-kritik yang dilontarkan benar juga, kaena terlalu mahal, misalnya untuk memproduksi satu baju saja mengeluaran biaya 40.000 franc Prancis ( + $ 7000) sementara banyak wanita yang tidak dapat membeli susu kaleng untuk anak-anak mereka. Organisasi-organisasi wanita menyadari bahwa lini baru ini tidak akan membawa manfaat bahkan kemajuan.

”New Look ini seolah-olah seperti memelihara seekor burung didalam sangkar emas” kata Mabel Ridealgh, seorang anggota parlemen Inggris.

Setelah peristiwa-peristiwa mengerikan dizaman perang, bagaimanapun juga banyak wanita yang menginginkan dimanja, diperhatikan dan lepas dari tanggung jawab suatu beban. Oleh sebab itulah New Look tetap dipertahankan, walaupun memberikan ciri suatu leakan dari keinginan yang tidak tertahankan, dari pada mencirikan suatu lubang hitam untuk masa depan yanglebih baik. New Look ini melambangkan optimisme dan juga kemewahan, yang bagi bayak orang seakan-akan sinia melihatnya, terutama pada saat pemunculannya tahun 1947 walaupun beberapa tahun kemudian tampil sangat natural keajaiban ekonomi segera menghilangkan kekhawatiran selanjutnya. Hal ini terjadi berkat Marshall Plan, yang meluncurkan kreasi baru pada tahun yang sama dengan New Look yang membawa perbaikan secara umum.penampakan baru ini kebalikan dari New Look yang sudah ada dimana menunjukan perbedaan kelas, dan hanya terjangkau oleh orang-orang kaya saja, da menampilkan keeleganan janji kemakmuran bagi semua strata masyarakat.

Di dalam hal ini, penampakan baru tersebut berfungsi sebagai pemicu bagi kelompok masyarakat kelas menengah. Bahkan para wanita yang dahulunya selalu membuat pakaian sendiri dari bahan-bahan apa saja yang ditemuinya, misalnya kain gorden yang dirubah menjadi rok panjang yang lebar demi mengikuti mode mutakhir, kini dapat menikmati penampilan baru tersebut.

Dunia baru ini benar-benar menarik. Wajah kemodernan yang bentuknya mengikuti kegunaannya, yang menghasilkan suatu rancangan yang bagus yang sama memikatnya dengan cara yang sama seperti fesyen. Bentuk dari New Look ini terlihat pula di dalam rancangan interior dan arsitektur, begitu juga barang-barang praktis yang kecil seperti bentuk meja yang menyerupai bentuk ginjal, kursi-kursi yang berbentuk buket, gelas-gelas berbentuk bunga tulip, vas bunga yang berlekuk-lekuk, asbak kaca yang bundar, segala sesuatunya merefleksikan garis-garis pahatan model New Look. Perusahaan porselen ’Rosenthal’ bahkan mengambil nama ’New Look’ untuk setelan ’Organis Coffee Service’ di tahun 1955. bahkan Christian Dior sendiri bertanya-tanya pada dirinya tentang New Look yang awalnya adalah gagasannya. ”Apa yang telah saya perbuat?” katanya. ”Astaga apa yang telah saya perbuat?” apa yang telah Dior perbuat adalah menangkap semangat zaman, dan di tahun 1950an inilah yang pertama kali menampilkan semangat yang tidak terpaku atau diperuntukan bagi suatu negara atau sekelompok masyarakat tertentu saja. Ini adalah merupakan perubahan yang timbul semata-mata dari suatu kebutuhan global untuk perubahan/perbaikan.

Orang-orang menginginkan segala sesuatu sesuai perannya yang jelas antara pria dan wanita yang membutuhkan kehidupan yang beiak. Tidak ada protes di tahun 1950an, keinginan benar-benar diutamaka. Department Store, bahan-bahan sintetis dan juga pakaian-pakaian jadi, semuanya ini mrmungkinkan mesyarakat secara luas meniru gaya orang-orang kaya. Dalam hal ini gagasan-gagasan haute couture merambah jalan-jalan utama. Seluruh gaya hidup menjadi hak setiap orang, mesin cuci, lemari es, mobil, perjalanan liburan, pesta-pesta, orang-orang biasa bisa menikmatinya. Bagaimanapun, hal ini seakan-akan menjadi suatu pemaksaan diri. Keajaiban ekonomi membawa suatu beabn baru bagi banyak orang yang merasa tidak sejalan / yang tidak dapat mengimbangi. Sekali anda terjuan dalam konsumerisme anda harus berjalan lebih cepat untuk mengimbanginya dan anda selalu harus mempertahankannya dalam hal-hal mode yang mutakhir, dan lebih buruk lagi, anda harus mengetahui benar-benar barang-barang apa saja yang baik, kapan dipakai dan dimana. Tirani yang mnyulitkan daripada ’selera tinggi’ membuat sebagian orang sukar tidur. Mengapa bungalow dan kolam-kolam renang yang berbentuk ginjal bisa diterima, sedangkan tempat tidur yang menggantung di taman yang terbuka dan mobil-mobilbaru yang dilengkapi sirip berbentuk ikan hiu tidak diterima. Kemajuan soaial tidaklah berarti awal dari suatu masyarakat yang tidak berkelas, tetapi sebaliknya, menunjukan perbedaan kelas sosial yang lebih nyata dan lebih tajam.

Suatu aturan moral yang keras barangkali dan lebih menolong terhadap kegelisahan ini: ”Sesuatu harus dilakukan menjadi aturna ini uatmanya berlaku bagi para wanita. Pada tahun 1950an mereka kembali lagi dengan pemakaian korset yang ketat baik untuk tujuan figuratif maupun literal. Setelah menahan dirinya selama peperangan, para wanita ingin kembali lbih feminin lagi. Tanpa menyadari hal ini, sebagai konsekuensi-konskuensinya mereka melepaskan apa-apa yang telah dicapainya, untuk kembali ke rumah (menjadi ibu rumah tangga). Semuanya ini sngat menarik: sebagai kepala rumah tangga dirumah yang berada di pedesaan/ luar kota dengan pelengkapan rumah tangga yang modern, dengan berbagai fungsinya, nyaman, dengan warna-warna terang, mudah diurus, layaklah bagi seorang isteri menampilkan dirinya selalu rapi dari pagi sampai malam hari sama-saam seperti potret-potret dalam majalah atau di bioskop-bioskop. ”Jangan pernah lupa bahwa dari awal dan selamanya anda adalah seorang ibu rumah tangga” tulis Anne Fogarty, perancnag fesyen Amerika dalam bukunya Wife-Dressing, yang terbit di tahun 1959. dia beranggapan bahwa wanita hendaknya selalu memakai korset kemanapun pergi, baik mengunjngi sesuatu yang tidak penting maupunke pesta-pesta koktail. Fogarty sendiripun memakainya demikian ketat sehingga tidak bisa duduk. Hal ini malah memberikan suatu kepuasan pada dirinya karena telah memaksa dirinya untuk manampilkan suatu postur yang sempurna.

Simine de Beauvoir, anggota gerakan peempuan Prancis yang selalu berpakian elegan dan gaya, menampilkan culote perempuan yang baru: elegan dipakai berulang kali. Dia mengetahui bahwa wanita biasanya berakting sebagai iklan untuk kesuksesan suaminya, dngan pemakaian korset baru dan mengikuti adat lama. Tetapi tidak semua wanita bisa menerima hal ini. Bahkan wanita karier sepeti Anne Fogarty, dan wanita-wanita yang hanya pergi untuk bekerja ataupun hanya untuk mengembangjkan gaya baru mereka, mereka masih tetap mengikuti aturan memang diatur untuk kesopanan wanita. Hal ini diutamakan mengenai tata cara berpakaian. Seseorang tidak pernah bepergian tanpa mengenakan topi dan sarng tangan, tasnya sama warnanya dengan sepatunya, dan juga warna make up disamakan dengan aksesori dan baju, memakai kaus kaki nilon yang panjang, kecuali bila pergi berolah raga, seseorang ,memakai baju dengan leher rendah hanya pada malam hari dan juga memilih bahan-bahan yang cocok untuk waktunya, siang, sore atau malam. Contohnya tidak ada orang memakai baju brokat sebelum jam 18.00 sore. Dan bagi wanita kalangan masyarakat tinggi, tidak membeli sendiri bunga atau parfum untuknya ,tetapi mengharapkan pemberian dari suami mereka sebagai hadiah, mungkin juga sebagai hadiah dari suaminya dikarenakan mereka tampil menarik demi suaminya. Seorang wanita yang melakukan tugas-tugas sosial mendampingi suamina, bisa berganti pakaian sebanyak 6 sampai 7 kali menurut tugas sosialnya, dengan aksesori yang sepadan dan juga make up dan gaya rambutnya. Majalah wanita menyuguhkan pakaian-pakaian yang cocok untuk setiap kesempatan. Hal ini menolong mereka untuk mempermudah para wanita memilih pakaian yang sesuai untuk tugas-tugas mereka. Untuk makan siag dirumah, ditampilkan rok-rok yang ramping dengan stocking yang berwarna sama dan sepatu dari kulit yang lunak. Bila makan siang ditempat-tempat lain, maka ditampilkan baju dari bahan flanel abu-abu dengan jas yang berwarna sama, topi yng mungil, sarung tangan abu-abu dari kulit lunak, dompet kulit paten berwarna abu-abu dan tentu saja dilengkapi dengan sebuah payung abu-abu yang kecil. Saran-saran seperti ini yang sepertinya mirip sebuah peraturan, berjalan terus sampai malam hari, tetapi dengan detil-detil yang terkecil dari mulai model kerah, sampai perhiasan dan parum yang tepat untuk pemakaian malam hari. Dilengkapi pula dengan tata cara dan aturan perilaku yang ditentukan, seingga daftar tersebut menjadi panjang. Seorang inu rumah tangga baru seperti ini tidak pernah menerima surat dari tukang pos tanpa mengenakan make-up demi kian juga sebelum berhadapan dengan suaminya. Dia lebih suka bangun beberapa jam sebelum suaminya, memakai masker muka terlebih dahulu,menggulng rambut dengan rol rambut, ramut disisir ke belakang, menyemprotnya dengan hair spray, sampai suaminya pangling melihat istrinya. Banyak para suami yang tidak tahu wajah istrinya yang asli, karena para isteri membersihkan make up wajahnya hanya satu kali pada malam hari setelah suaminya tidur nyenyak atau mereka menghapus perlahan-lahan make up siang hari dan sgera mengenakan make up malam hari, untuk waktu-waktu mereka yang sangat pribadi. Semua berjalan mulus tanpa suami mengataui kapan dioleskannya cat kuku, pakaian-pakaian yang selalu siap pakai yang menarik dan mengikuti mode mutakhir, walaupun sambilmengerjakan pekerjaan-pekerjaan rumah tangga.

Hanya orang-orang kaya saja yang dapat merasakan kehidupan seperti ini tanpa stress berat, karena mereka tidak terganggu oleh anak-anak, memasak, mencuci, menyetrika, belanja ke pasar ataupun membersihkan rumah. Orang-orang masyarakat kalangan lebih bawah yang ingin neniru gaya hidup mereka, maka kalangan atas tersebut segera embentuk lagi standar baru. Sehingga padu padan warna dan aksesori yang sudah dirancang dengan hati-hati dan sebagai pelengkap berpakaian, menjadi tampak seperti borjuis yang mengerikan. Bagaimanapun lebih santai dan lebih menyenangkan dengan aturan-aturan yang tidak berlebihan. Jadi akhirnya selera yang baik untuk orang-orang biasa, sedangkan mereka-mereka di kalangan atas menikmati hancurnya aturan-aturan gaya(kalangan atas justru yang memecahkan aturan-aturan gaya yang sudah standar tersebut, mereka melakukan hal ini dengan suatu pemeran kemewahan. Pada tahun 1950an diselenggarakan pesta-pesta setiap hari yang sangat gemerlapan/mewah. Tuan rumah yang paling berpengalaman untuk pesta-pesta mewah seperti ini adalah bangsawan Etienne di Beaumont yang selalu dikelilingi oleh para artis, pengarang dan desainer-desainer terkenal. Raja dan ratu pesta dansa yang diselenggarakannya merupakan yang pertama dari serangkaian pakaian-pakaian pesta dansa yang berlebihan. Tamu-tamu kehormatannya adlah Christian Dior, tampil sebagai raja dari gurun memakai kostum singa yang dirancang oleh Pierre Cardin, yang saat itu baru saja membuka rumah modenya. Jacques Fath yang dianggap sebagi tuan rumah pesta yang diselenggarakannya seperti pesta bajak laut, Gipsi dan Texas, dimana dihadiir pula oleh aktris film terkenal Rita Hayworth dengan Pangeran Ali Khan. Pesta topeng yang paling besar dan diabadikan dalam foto diabad itu, diselenggarakan di Carlos de Beistegui’s Pallazo Labiain di Venice paa tahun 1951, dimana seluruh rumah mode sudah dipesan dederapa bulan sebelumnya. Antara lain Dior merancang kostum untuk Daisy Fellowes, istri pemilik pabrik mesin jahit Singer yang berpakaian ala Amerika tahun 1750an. Juga Salvador Dali bersama isterinya Gala, yang memakai topi yang bertumpuk-tumpuk dikepalanya membuat mereka setinggi 8 kaki. Tuan rumah pesta tersebut berganti kostum sampai sebanyak 3 kali pada saat pesta berlangsung, dengan menampilkan bajukebesaran ceremonial berwarna putih dengan wig yang dibedaki, merupakan tontonan utama pada malam itu. Pemberitaan tentang acara unik ini , yang kemudianm difilmkan oleh Alfred Hitchock daam film ’To Catch a Thief’, mereka merupakan reklame dari haute couture. Banyak sekali pelanggan baru, terutama dari Amerika, bertumpuk di salon-salon fesyen. Dior menjadi raja couture bagi para dewi dan ratu. Mulai dari Rita Hayworth, Ava Gardner, Marlene Dietrich, Inggrid Bergman, Lauren Bacall, merupakan jajaran pertama dari para artis film langganannya. Kemudian Ratu Soraya dengan Ratu Farah Diba, Ratu Inggris dan Barbara Hutton. Setiap satt mereka melihat kacamata yang mengagumkan karena Dior membuat segalasesuatunya untuk meyakinkan bahwa ketertarikann orang-orang pada mode tidak pernah bosan. Selama lebih dari 11 tahun kekuasaannya, Dior telah memperkenalkan 22 lini yang berbeda. Dia meninggikan atau menurunkan garis keliman (hanya antara lutut dan pergelangan kaki). Membentuk figur wanita dengan angka 8, atau huruf H, A, atau Y, yang pada akhirnya menyembunyikannya berupa saku/dibagian saku. Semua wanita mangikuti gagasan-gagasannya, tidak saja para langganannya. Sistem penjualan lisensi diperkenalkan pada tahun 1930an dan berhasil. Para pembeli yang utamanya datang dari Amerika, harus memberikan depoit dahulu untuk dapat menghadiri acara pagelaran koleksi-koleksi baru. Jumlah deposit terseut dikurangi dari harga pembelian berikutnya. Pembelian dapat dilakukan dalam dua cara: mereka bisa membeli baik rancangan jadi atau pola dengan keterangan-keterangan rinci pada bahan yang akan dipakai. Cara lainnya, membeli copy, yang kadang-kadang disebut ”original copy” yang bisa sangat mahal karena dibuat dalam jumlah yang banyak yang kecil-kecil. Rancangan, secara normal bisa diproduksi dalam jumlah ribuan, dan ini berarti sebuah baju Dior bisa dibeli dengan harga 80 dollar saja, sementara yang original bisa mencapai 950 dollar US. Dikarenakan banyaknya peng-copy-an (bukan hasil pencurian) di dalam fesyen, kebanyakan penjahit lebih menyukai bentuk lisensi yang menguntungkan walaupun couture kehilangan keekslusifannya dengan cara ini. Padatahun 1950an, orang-orang ingin memamerkan kekayaan baru mereka, diman abnyak pelanggan-pelanggan pribadi yang menginginkan rancangan-rancangan pribadi yang memberikan kesempatan luas bagi para perancang untuk menuangkan kejeniusan karya mereka. Dior senang rancangannya dicopy, walaupn hal ini tidak memberinya keuntungan bagi kas keuangannya yang sudah berlebian. Dia menyukai fakta bahwa para wanita diseluruh dunia memakai rancangannya. Walaupun banyak perancang perancang yang berbeda-beda namun garisnya seragam. Dior yang menciptakan ’nada’nya. Perancang-perancang yang lain engan gembira mengikuti. Bahkan seri-seri pret-a-prter Prancis yang baru yang diperkenalkan oleh Lempereur dan Weill, yang dirancang berdasarkan model pakaian jadi Amerika mengikuti trend khusus baju-baju yang menyesuaikan musim yang mutakhir tanpa ragu-ragu. Pertukaran cepat perdagangan dan gagasan-gagasan di seluruh atlantik menolong demokrasi dan internasionalisasi fesyen. Untuk pertama kalinya para wanita dari berbagai bangsa rela dipersatukan di dalam hal fesyen atau rela didikte oleh satu hal yaitu fesyen. New Look dan garis-garis yang berkembang diluar itu, dikarakterisasi oleh bahu-bahu yang halus melambai/sloping shoulders, pinggul-pinggul yang bundar serta pinggang yang sangat sempit. Pada kesempatan-kesempatan informal para wanita memakai pakaian-pakaian yanglusnya sebatas pinggang dengan setelan rok yang sama yang di pleats.

Dilain pihak baju dengan jas sebatas pinggang dan ketat di pinggang cocok dipakai siang hari dengan rok-rok yang di pleats selebar pensil atau rok-rok penuh dengan peticoat. Menjelang akhi dekade yang mirip dengan bentuk-bentuk geometris tahun 1920an muncul lagi, dengan kelimandi bawah lutut, siluet ramping yang baru ini dijuluki ’Kacang Prancis’ oleh wartawan setelah ’Kacang Bncis’ diunakan di dapur masa kini (haute cuisine).

Sepatu-sepatu tahun 1950an bentuknya sempit,bagian jari meruncing dengan tumit sedang atau tinggi yang lama-kelamaan bertambah ramping sampai berubah menjadi tumit yang terkenal runcing seperti belati. Sepatu-sepatu yang merupakan variasi adalah sepatu yang bagian ujung jari kakinya dibuat besar, lebar, persegi atau kecil. Pada malam hari dipakai sandal-sandal tumit tinggi yang terbuka sedikit pada bagian jari kakinya yang biasanya dibuat dari sutera, brokat atau dihiasi dengan batu-batu hiasan. Perancang sepatu terkenal yang merancang sepatu-sepatu koleksi Dior, adalah Roger Vivier. Untuk penobatan Ratu Elizabeth ke II pada tahun 1953, Roger mendesain sepatu Ratu, sepatu kulit keemasan dngan bagian tumit yang ditaburi batu intan/ruby. Pada tahun 1955 dia memperkenalkan tumit ”choc” yang dibuat sangat melengkung yang terlihat seolah-olah akan putus setiap saat, dan nyatanya bagi para pemakai tomit tinggi pernah mengalami putus.

Topi-topi biasanya diberi mahkota kecil yang datar walaupun pinggirannya besar, lama-kelamaan berubah menjadi penuh hiasan yang mengelilingi rambut, yang dijepitkan dengan hati-hati berupa bunga-bungaan beludru atau bulu-bulu yang panjang yang menjulur ke depan, yang menyebabkan orang menjaga jarak secara sopan (agak jauh bila berhadapan).

Waktu senggang menjadi begitu penting pada tahun 1950an ayng makmur untuk itulah fesyen diciptakan. Pada masa lalu begitu ’chic’ orang-orang mengenakan pakaian-pakaian lama yang nyaman. Orang ada yang pergi ke pesta kebun atau pesta koktail, bermain tenis aau golf, kalau mampu. Seseorang bisa berlibur ke Riviera on Capri atau berlayar ke Jamaica. Untuk kegiatan-kegiatan seperti ini mereka memakai baju yang berwarna-warni sehingga tampak muda. Kebalikan dari tahun –tahun peperangan yang suram, pada tahun 1950an terjadi ledakan-ledakan warna. Warna merah optimis dari dior menjadi terkenal, namun kalah bila dibandingkan dengan ”rancangan-rancangan total” (blot design) yangberwarna-warni yang diambil oleh pabrik tekstil dari semi modern. Bintang dan pahlawan daripertunjaukan seni adalah pelukis Jackson Pollock. Yang dijuluki ”Jack the Dripper” yang bisa melukis diatas kanvas besar yang dibentangkan di lantai untuk menciptakan rancangan yangkelihatannya sewenang-wenang dengan cara menyemprotkan cat ke atas kanvas tersebut. Kehidupan liarnya yang pendek yang berakhir tragis pada kecelakaan mobil tahun 1956, membuat Pollock dianggap sebagai James Dean yangmeninggal tahun 1955 karena kecelakaan yang sama pda usia 24 tahun, dan juga Jack Kerouac, yangmenulis buku ”On the Road” (1957) Kaum muda tercengang dengan pahlawan-pahlawan tragis dari Amerika ini. Samuel becket, Eugene Jonesco, Jean Paul Sartre dan Albert Camun, berakting didalam foto dan menjadi pria-pria muda keren tahun 1950an. Para intelektual muda mendemonstrasikan kepedulian mereka terhadap dunia dengan memakai baju-baju hitam existensialis dan beatnik yang memperagakan dalam fsyen sedang merenungkan Juliette Greco.

Tak seorang pun membayangkan bahwa penampilan Marlon Brando yang mengenakan T Shirt dalam film ”A Streetcar Named Desire” akan menimbulkan arus yang akan melibas tatanan sosial lama, sepuluh tahun kemudian. Sebaliknya, T Shirt putih, jaket kulit hitam serta blue jeans yang dikenakan oleh Brando dalam film ”The Wild One” (1954) dan oleh James Dean dalam film”Rebel Without a Cause” menjadi suatu serangan yang mengekspresikan sikap ketidakpuasan dan kehampaan. Hal ini juga ditampilkan dalam film Jerman yang berjudul ”De Halbstarken” (Teddy Boy) yang dibintangi oleh Karim Baal dan Horst Buchholz.

Kesempatan yang sepertinya tidak terbatas unuk mengkonsumsi ini, tidak dapat menyembunyikan keburukan kaula muda untuk menjadi baik. Rock ’n Roll, yang disebarkan ke seluruh dunia pertama kali oleh Bill Haley dan kemudian oleh Elvis Pesley, juga merupakan pertanda dari sesuatu yang akan datang. Selama anak-anak muda masih berdansa dengan gembira dilantai dansa, segala sesuatu dianggap benar di dunia ini. Hal ini masih dianggap sebgai suatu fenomena fesyen yang berubah menjadi suatu revolusi. 10 tahun kemudian para kawula muda angkatan kelas baru dininabobokan dengan konsumerisme dan diintimidasi oleh perang dingin, yang merupakn suatu kontradiksi dengan dekade sebelumnya. Mereka memamerkan dirinya secara elegan dan mengikuti mode mutakhir dan diatas segalanya mereka menjadikan diri mereka sebgai sosok yang dihormati. Petticoats dan berpacaran nerupakan kebiasaan dari semua anak-anak perempuan remaja dan tujuan utama mereka adalah menikah. Pengantin perempuan termuda dari kalangan bangsawan aalah Ira Von Furstenberg yang menikah dengan Pangeran Alfonso Zu Hohenlohe di Veneia pada usia 15 tahun. Perkawinan bak dalam mimpi ini memakmurkan hasrat-hasrat romantis. Pada tahun 1953, Jacqueline Bonvier yang kemudian menjadi ikon fesyen abad 20 yang dipanggil Jackie menikah dengan senator Amerika yang kemudian menjadi presiden Amerika, John F kennedy, menyusul kemudian pada tahun 1956 bintang film Hollywood Grace Kelly yang menjadi Ratu negeri dongeng sewaktu menikah dengan pangeran Rainer dari Monaco. Fabiola, wanita Spanyol yang pemalu didandani sangat cantik oleh Balenciaga ketika menikah dengan Raja Boudoix dari Belgia.

Dan Putri Soraya, kelahiran pasangan campuran Jerman dan Persia menjadi Ratu dengan menikah dengan Raja Persia, Syah Juan. Segala sesuatunya sangat memungkinkan. Dan juga sangat memungkinkan bagi seorang gadis remaja dari kalangan masyarakat biasa menjadi salah seorang top model. Misalnya Dovima, anak seorang polisi Polandia yang mendapatkan segala yang diinginkannya, baik sebagai seorang top model maupun bintang film. Salah satu filmnya adalah ”Funny Face” bermain dengan Audrey hepburn. Yang masih belum ada adalah suami yang tepat, tetapi tidak menjadi masalah bagi seorang model, mereka bebas memilih pilihannya. Contoh lain, Eliette menjadi Frau Karajan, temannya Simone Boucheron menikah dengan bintang film Curd Jurgeus. Fiona Campbell Walter menikah dengan Baron Heinrich Von Thyssen Bornemiza, Anne Gunning menjadi Lady Nutting sedangkan Anne Cumming menjadi Duches of Rutland dan model top Pierre Balmam yaitu Bronwen Pugh menikah dengan Lord Astor.

 

PENAMPILAN BARU – GAGASAN-GAGASAN LAMA (1950-1959)

PENAMPILAN BARU – GAGASAN-GAGASAN LAMA (1950-1959)

PENAMPILAN BARU – GAGASAN-GAGASAN LAMA (1950-1959)


Leave a Reply